Sunday, October 28, 2007

The Magic of Spider




Tahukah anda dan Percayakah anda bahwa si Laba-laba punya keajaiban? Selain berbahaya karena venom, ia juga menyimpan banyak misteri. Apakah misteri dari si Laba-laba? Coba sebutkan!

Suatu Saat.....

Aku sedang menunggu suatu saat…
Suatu saat,
Dimana aku bisa hidup bahagia
Bersama orang-orang yang aku cinta
Suatu saat,
Dimana aku meraih segala impianku.
Suatu saat,
Dimana hidupku berarti buat diriku, juga orang lain
Suatu saat,
Dimana hidupku bahagia, mulia, sehat dan sentosa
Suatu saat,
Dimana aku menemukan yang terbaik dalam hidupku
and
I am missing something real, not just a dream…..

Matematika itu Sebuah Seni?

Dengan seni, hidup menjadi indah…
Dengan sains, hidup menjadi mudah…
Itulah tulisan yang terlihat ketika saya masuk ruang kelas XII IPA, sebuah poster besar bergambar Einstein, seorang tokoh matematika yang menciptakan teori relativitas, membuat pembelajaran dikelas tersebut semakin bermakna. Ternyata memang benar, tidak bisa dipungkiri bahwa kehidupan didunia tidak bisa lepas dari dua hal yaitu sains dan seni. Untuk menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan, kita tetap membutuhkan dua hal tersebut.
Zaman sekarang, kemajuan teknologi semakin canggih, komunikasi semakin mudah dengan adanya Handphone. Ya, dimana pun kita berada, setiap orang sudah memiliki handphone sehingga komunikasi semakin mudah. People can also explore internet easily sehingga memungkinkan kita get all information quickly and easily hanya dengan sebuah perangkat keras computer, disambungkan dengan telepon menggunakan sebuah modem. Hidup menjadi semakin mudah dengan adanya teknologi.
Tapi apakah sekarang orang-orang mengidolakan penemu handphone ataupun penemu internet? Jangankan mengidolakan, tahu namanya saja tidak. Sebaliknya dengan grup band ungu, slank, peterpan selalu dipuja-puja. Jadwal konser di setiap tempat tidak boleh terlewatkan demi sang idola. Begitulah kemajuan industri musik dan seni juga membuat hidup kita menjadi lebih berwarna dan indah.
Tapi Apakah matematika itu sebuah seni? Beberapa hari yang lalu saya mengikuti Bimbingan Teknis untuk Guru Matematika se-Kota semarang. Ya, matematika itu memang sebuah seni. Lalu apa buktinya? Selama ini kebanyakan orang selalu bertanya apa pentingnya belajar matematika. Tanpa kita sadari, setiap hari kita hidup selalu menggunakan matematika. Coba lihat baju yang kita pakai, ada yang bermotif kotak-kotak atau persegi, ada yang bermotif garis-garis, yang membuat baju kita lebih indah. Ketika kita membuat pola baju, kita juga menggunakan matematika agar dapat mengukur dengan tepat baju yang kita buat.
Semoga tulisan ini bermakna buat para pembaca, sehingga semakin mencintai matematika.

Think Maths

I have a question. if you can answer this question, so you are brilliant. "After making payment of three thousands three hundreds thirty three from the amount of eleven thousands eleven hundreds eleven, how much balance you will have in your pocket?"

Tuesday, October 16, 2007

Happy Idul Fitri

Assalamualaikum Wr. Wb.
Bulan Ramadlan telah meninggalkan kita semua. Sedih atau gembira? Setiap datang hari raya idul fitri, saya selalu berfikir, sudah berapa kalikah saya merayakan idul fitri? dan selama itu pula umurku selalu bertambah. Teringat sewaktu kecil, ketika lebaran selalu memakai baju baru baru, sandal baru, kerudung baru, semua serba baru. "Idul fitri adalah pesta makan", itulah pendapatku sewaktu kecil, karena setiap berkunjung ke rumah-rumah saudara dan tetangga, saya bersama keluarga selalu disuguhi aneka macam makanan, mulai dari makanan yang digoreng, dipanggang ataupun yang digodok hehehe...
Tapi pendapat itu tidak sepenuhnya salah lo... Sesuai dengan namanya, idul fitri adalah pesta berbuka, setelah sebulan lamanya kita berpuasa.
OK. Bagaimanapun pendapat kita tentang idul fitri, yang terpenting adalah kita benar-benar mengerti arti saling maaf dan memaafkan. Setiap kita berbuat kesalahan, kita sadar bahwa kita telah berbuat salah.
Buat siapa saja yang membaca blog ini saya ucapkan minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan bathin. Taqobbalallahu Minna Wa Minkum.
Laisal Ied liman labisal jadid. Innamal Ied liman Thoatuhu Tazid.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Wednesday, October 10, 2007

IDEALIS

Orang idealis itu selalu berpatokan pada apa yang dia lihat. Good, itu teman yang patut kita contoh. I like them, mereka punya cara hidup dan cara pandang sendiri. They are smart and they don’t care how they do. Tapi kadang orang idealis tidak mau melihat kenyataan yang di hadapi, yaitu orang idealis yang negatif.

Tapi guys, ngomong-ngomong soal internetan, gue paling hobi lho… I like internet, I like technology.. dan yang paling penting, I like hacker. Gapapa deh orang mau bilang aku internet addict, justru gue demen banget ama cowok neter apalagi kalo sudah ke taraf hacker. Menurut gue hacker itu seorang idealis, tapi idealis yang positif. Sebagaimana aku terobsesi dengan orang idealis, seperti itulah aku terobsesi dengan seorang hacker.

Sebaliknya, si cracker itu orang idealis yang negative, yaitu orang idealis yang nggak mau melihat kenyataan yang dihadapi.

Kebayang nggak sih kalo kita punya bos yang idealisnya minta ampun, tapi nggak mau melihat kenyataan. Gue mau cerita nih tentang seorang bos yang idealis di sebuah lembaga. Si bos ini selalu menetapkan peraturan-peraturan yang sesuai dengan idealismenya. Setiap memutuskan sesuatu tidak pernah didiskusikan dengan para pegawainya. Pokoknya selama itu baik menurut si bos, ya harus dilaksanakan. Tapi yang namanya karyawan, setuju atau tidak ya harus patuh dengan peraturan si bos. Mau gimana lagi cari kerja kan susah, ntar kalo dipecat nganggur donk.

Suatu ketika si bos mulai berfikir kenapa lembaganya sekarang sepi peminat dan pesertanya mulai habis. Kemudian si bos mengajak seluruh pegawai untuk bermusyawarah. Para pegawai merasa senang karena bosnya mulai terbuka. Ini kesempatan bagus dong buat mereka mengungkapkan aspirasinya. Nah, satu persatu dari pegawai mulai mengemukakan pendapatnya dan bercerita berdasarkan kenyataan yang selama ini mereka temui ketika bekerja. But apa yang terjadi? Si bos bukannya berterima kasih, malah menganggap para pegawainya itu berdemo. Si bos kan idealis, dia akan tetap mempertahankan idealismenya tanpa mempedulikan kenyataan yang ada. Akhirnya peraturan-peraturan lama tetap diberlakukan. Meskipun nanti lembaganya akan tutup, si bos tak peduli demi sebuah idealisme. Jadi, perlukah idealisme?

Wednesday, October 3, 2007

YA RABBANA

24 tahun (yaa rabbana)
Hamba hidup didunia (yaa rabbana)
Hamba banyak dosa (yaa rabbana)
Hamba mohon ampun (yaa rabbana)

Blogger templates